Minggu, 01 Mei 2011

UANG


Fungsi

Secara umum, uang memiliki fungsi sebagai perantara untuk pertukaran barang dengan barang, juga untuk menghindarkan perdagangan dengan cara barter. Secara lebih rinci, fungsi uang dibedalan menjadi dua: fungsi asli dan fungsi turunan.
Fungsi asli uang ada tiga, yaitu sebagai alat tukar, sebagai satuan hitung, dan sebagai penyimpan nilai.
Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat mempermudah pertukaran. Orang yang akan melakukan pertukaran tidak perlu menukarkan dengan barang, tetapi cukup menggunakan uang sebagai alat tukar. Kesulitan-kesulitan pertukaran dengan cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.
Uang juga berfungsi sebagai satuan hitung (unit of account) karena uang dapat digunakan untuk menunjukan nilai berbagai macam barang/jasa yang diperjualbelikan, menunjukkan besarnya kekayaan, dan menghitung besar kecilnya pinjaman. Uang juga dipakai untuk menentukan harga barang/jasa (alat penunjuk harga). Sebagai alat satuan hitung, uang berperan untuk memperlancar pertukaran.
Selain itu, uang berfungsi sebagai alat penyimpan nilai (valuta) karena dapat digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa mendatang. Ketika seorang penjual saat ini menerima sejumlah uang sebagai pembayaran atas barang dan jasa yang dijualnya, maka ia dapat menyimpan uang tersebut untuk digunakan membeli barang dan jasa di masa mendatang.
Selain ketiga hal di atas, uang juga memiliki fungsi lain yang disebut sebagai fungsi turunan. Fungsi turunan itu antara lain uang sebagai alat pembayaran, sebagai alat pembayaran utang, sebagai alat penimbun atau pemindah kekayaan (modal), dan alat untuk meningkatkan status sosial.

BAB I
LANDASAN TEORY

Pengertian Perputaran uang

“ Jumlah Peredaran uang dalam periode tertentu “

PEMBELANJAAN
Pembelanjaan merupakan salah satu fungsi perusahaan selain personalia, pemasaran dan produksi. Pengertian pembelanjaan selalu berubah dari waktu kewaktu, sedangkan pengertian lama pembelanjaan adalah menyediakan dana. Akan tetapi setelah perekonomian berkembang terus maka konsep pembelanjaan juga berubah. Pengertian pembelanjaan menurut Bambang Riyanto dalam Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan adalah suatu usaha menyangkut bagaimana mendapatkan dana, bagaimana menggunakan dana dan bagaimana laba perusahaan akan didistribusikan. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa pembelanjaan perusahaan mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Mendapatkan atau menaikkan tambahan dana perusahaan.
2. Menggunakan dana secara efisien.
3. Mendistribusikan laba perusahaan kepada yang berhak.

PENGGUNAAN DANA
Penggunaan dana setelah ada di perusahaan, sebagai manajer keuangan berusaha untuk menggunakan secara efisien demi tercapainya tujuan perusahaan. Pada dasarnya penggunaan dana dapat digolongkan menjadi 2 bagian yaitu:

1. Penggunaan dana dalam jangka pendek : Kas, surat-surat berharga, piutang dan persediaan.
2. Penggunaan dana dalam jangka panjang : Investasi aktiva tetap termasuk tanah,
bangunan dan peralatan.

Mengelola penggunaan dana perusahaan baik untuk jangka pendek atau jangka panjang berkaitan erat dengan masalah efisiensi, karena kalau masalah efisiensi tercapai berarti manajer keuangan berhasil dalam mengelola dana dalam arti pengalokasian dana perusahaan tepat dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan sehingga perusahaan dapat dengan mudah menelusuri bagian-bagian mana yang menghasilkan laba perusahaan. Efisiensi penggunaan dana sehari-hari dalam kegiatan operasional perusahaan dapat di ketahui dengan membandingkan pendapatan bersih perusahaan selama jangka waktu tertentu dengan dana atau modal yang dipakai perusahaan dalam memperoleh pendapatan tersebut. Kemampuan perusahaan dalam memperoleh pendapatan dari sejumlah modal yang dipergunakan disebut Rentabilitas. Jadi rentabilitas yang semakin tinggi dapat diartikan bahwa kemampuan perusahaan juga tinggi, hal ini berarti rentabilitas yang tinggi juga mencerminkan efisiensi yang dicapai perusahaan baik.

Rentabilitas perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Laba/pendapatan bersih
Rentabilitas (RE) = X 100 %
Modal Kerja
Laba bersih dapat dilihat perinciannya secara lebih jelas dan lengkap kalau kita
membaca pada laporan rugi laba, yang kemudian juga dicantumkan pada neraca akhir
perusahaan.

Penggunaan dana jangka pendek
Penggunaan dana jangka pendek menyangkut pembelanjaan aktif yaitu ; penggunaan dana tertuang ke dalam besarnya modal kerja yang tertanam dalam aktiva lancar. Adapun yang tergolong aktiva lancar adalah kas, piutang, surat berharga dan persediaan barang. Jadi aktiva lancar adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang sewaktu-waktu dapat diubah menjadi uang dalam jangka waktu perputaran kegiatan operasional atau dengan kata lain aktiva lancar adalah kekayaan perusahaan yang tingkat likuiditasnya tinggi. Biasanya likuiditas suatu kekayaan perusahaan terlihat pada susunan aktiva lancar yang tercantum pada neraca perusahaan di mana kekayaan yang berada pada urutan paling atas adalah yang paling likuid ( = paling cepat diubah menjadi uang tunai ).

Pengelolaan kas
Kas merupakan salah satu bentuk aktiva lancar yang paling likuid di mana dapat berbentuk uang tunai atau cek yang dapat sewaktu-waktu diuangkan sesuai dengan kebutuhan sehari-hari perusahaan. Pengadaan kas ditujukan untuk membiayai keperluan sehari-hari sehingga kontinuitas perusahaan tetap terjaga. Keperluan sehari-hari tersebut bisa saja untuk membeli bahan baku, membayar gaji, membeli listrik, sewa bangunan dan peralatan dan sebagainya. Berapa besarnya kas dalam bentuk uang tunai agar tidak mengganggu kelancaran perusahaan tidak dapat ditetapkan batasannya secara jelas, hanya saja pada umumnya suatu perusahaan akan menyediakan kas dalam bentuk uang tunai sebesar 5 % sampai dengan 10 % dari total aktiva lancar perusahaaan. Disamping juga tergantung pada kebijaksanaan perusahaan, besarnya kas tunai juga tergantung pada bagaimana dengan penerimaaan dan pengeluaran kas. Penetapan kebijaksanaan perusahaan dalam menentukan berapa sebaiknya kas yang dipunyai perusahaan harus benar-benar direncanakan dan diperhitungkan dengan teliti karena jika terjadi kelebihan dan kekurangan akan merugikan perusahaan. Kalau terjadi kelebihan kas tunai, maka perusahaan akan menangggung kerugian seperti:

a. Adanya kas tunai yang menganggur karena melebihi kapasitas yang dibutuhkan.
b. Adanya biaya modal yang harus dibayar jika dana yang diperoleh perusahaan berasal dari pinjaman dari suatu bank.
c. Dana yang mengangggur sebenarnya dapat dialokasikan pada kegiatan yang lebih produktif.
d. Merusak nama perusahaan di mata para kreditur bank.



Apabila perusahaan mengalami kekurangan dana tunai akan mengakibatkan:
a. Terganggunya kelancaran proses produksi karena keterlambatan pembelian bahan baku, membayar gaji, listrik dan sebagainya.
b. Produktivitas mengalami penururnan karena berkurangnya kemampuan dalam membeli bahan-bahan atau hal-hal lain yang menyangkut proses produksi.
c. Hilangnya pasar yang sudah dikuasai karena kesempatan tersebut tidak dapat dimanfaatkan karena kurangnya barang yang dibutuhkan konsumen sehingga konsumen lari membeli produk dari perusahaan pesaing.

Aliran kas dan anggaran kas
Aliran kas menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas sehari-hari. Aliran kas masuk ( penerimaan ) berhubungan erat dengan masalah penjualan barang dan jasa perusahaan baik yang bersifat penjualan kredit/tunai maupun penjualan dan pembelian saham perusahaan. Aliran kas keluar ( pengeluaran kas ) bisa berbentuk pengeluaran untuk membayar gaji, upah dan membantu ongkos masyarakat dan sebagainya. Untuk menunjang aliran kas sebaiknya dibutuhkan anggaran kas karena dengan adanya anggaran kas dapat diketahui dan direncanakan dan kemudian diambil keputusan, misalnya: memakai dana yang sementara menganggur ke keperluan yang lebih penting dan sebagainya.

Pengelolaan Persediaan
Persediaan di sini termasuk juga bahan baku, bahan penolong maupun barang dalam proses. Persediaan merupakan bentuk terakhir dari aktiva lancar yang dibahas di sini. Persediaan barang berkaitan erat dengan proses produksi perusahaan sehingga jumlah persediaan ini selalu berubah sesuai dengan perputaran yang ada di bagian produksi. Pengelolaan persediaan mempunyai arti penting karena berhubungan dengan volume penjualan perusahaan dan akhirnya nanti juga mempengaruhi pencapaian laba perusahaan.

Penggunaan dana jangka panjang
Penggunaan dana jangka panjang berarti kita mempertimbangkan jumlah uang yang tertanam pada aktiva tetap. Bentuk aktiva tetap tersebut bisa berupa tanah, peralatan/ mesin dan bangunan. Kalau kita mempertimbangkan jumlah dana pada aktiva tetap, berarti kita harus memperhatikan resiko yang akan dihadapi di waktu yang akan datang, karena dana yang tertanam di aktiva tetap tersebut akan kembali dalam jangka waktu yang lama sehingga keputusan untuk menginvestasikan dana dalam bentuk aktiva tetap harus betul-betul dipertimbangkan dengan matang dan teliti, karena dana yang terkait pada aktiva tetap biasanya dalam jumlah yang besar sehingga kalau terjadi kesalahan akan mengakibatkan kerugian yang besar juga bagi perusahaan atau bahkan bisa membuat perusahaan tutup.
Apa yang perlu dipertimbangkan dalam menginvestasikan dana pada aktiva tetapadalah nilai uang itu sendiri. Karena nilai uang akan selalu berbeda dari waktu ke waktu sehingga sewajarnya kalau kita harus menghitung bagaimana nilai uang tersebut di waktu yang akan datang. Penilaian uang dapat diperhitungkan dengan dua konsep yaitu:

1. Nilai uang sekarang ( Present Value ).
2. Nilai uang Majemuk ( Compound Value ).




Salah satu fungsi sistem keuangan adalah penciptaan uang. Penciptaan uang antara lain dapat dilakukan melalui bank umum yaitu dengan melalui penciptaan uang giral. Oleh karena itu, bank umum dapat mempengaruhi jumlah uang beredar. Untuk menggambarkan proses penciptaan uang oleh bank-bank umum dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa asumsi sebagai berikut:
1. Ketentuan reserve requirement (RR) 5 %
2. Semua loanable funds yaitu dana setelah dikurangi RR, disalurkan dalam bentuk kredit.
3. Setiap transaksi menggunakan cek.
4. Semua transaksi dalam bentuk giro.
5. Simpanan giro pertama sebesar Rp. 1 juta dan disimpan pada Bank Umum A.
Proses transaksi untuk penciptaan uang oleh bank umum perekonomian dengan menggunakan asumsi di atas dimulai dengan simpanan nasabah dalam bentuk Giro pada Bank A sebesar Rp. 1 juta. Untuk memenuhi ketentuan Bank Umum A menahan sebesar Rp. 50 ribu (5 % x Rp. 1 juta) sebagai cadangan. Sisanya sebesar Rp. 950 ribu yang dalam hal ini adalah loanable funds dipinjamkan kepada nasabahnya.
Selanjutnya, nasabah yang mendapatkan kredit tersebut digunakan untuk membeli kebutuhan-kebutuhanya. Pihak penjual dengan adanya transaksi tersebut memperoleh uang yang kemudian menyetorkannya pada rekening gironya di Bank Umum B sebesar Rp. 950 ribu. Oleh Bank Umum B setelah menahan cadangan sebesar 5 % x Rp. 950 ribu = Rp. 47.500, sisa dananya sebesar Rp. 902.500 kemudian dipinjamkan kepada nasabahnya.
Nasabah yang memperoleh pinjaman dari Bank Umum B membelanjakan uangnya tersebut sebagaimana dengan nasabah Bank Umum A sebelumnya. Oleh pihak penjual yang melakukan transaksi tersebut disetorkan ke rekeningnya di Bank Umum C sejumlah Rp. 902.500 yang kemudian menahan sebagian jumlah tersebut sebagai cadangan likuiditas dan selanjutnya menyalurkannya kembali kepada debitur. Proses transaksi seperti ini akan berulang secara terus menerus yang akan berakhir pada suatu tahap di mana tidak ada lagi sisa cadangan likuiditas sehingga loanable funds menjadi nihil dari jumlah simpanan giro awal.
Pada proses penciptaan uang giral oleh bank umum tersebut yang jumlah awalnya hanya sebesar Rp. 1 juta akan menjadi 20 juta setelah melalui proses penciptaan uang giral dengan mekanisme yang sama seperti dijelaskan di atas. Jumlah uang giral, cadangan likuiditas, dan kredit yang diberikan pada akhir proses penciptaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
D = S/r
Dimana:
D : Jumlah seluruh uang giral, cadangan dan kredit yang diberikan yang akan terwujud dalam proses penciptaan uang.
S : Jumlah uang giral, likuiditas dan kredit yang diberikan yang tercipta pada awal proses penciptaan uang
r : Ketentuan bagian uang giral (dalam persen) yang harus ditahan oleh bank sebagai cadangan likuiditas (reserve requirement).

a. Tabungan giral : D = S/r
= 1.000.000/5% = Rp. 20.000.000
b. Cadangan wajib : D = S/r
= 50.000/5% = Rp. 1.000.000
c. Kredit yang diberikan : D = S/r
= 950.000/5% = Rp. 19.000.000

12)
Jumlah uang bredar adalah netral dalam jangka panjang dengan berpengaruh pada pandapatan,


Uang Beredar
• Uang kartal; (logam dan kertas) yang ada di tangan masyarakat (di luar bank umum) dan siap dibelanjakan, setiap saat dikeluarkan oleh bank sentral.
•   Uang giral; yaitu uang di rekening giro (demand deposits) yang diciptakan oleh bank-bank umum atau dikenal BPUG (Bank umum Pencipta Uang Giral)
• Uang kuasi; yaitu uang dalam bentuk tabungan (saving deposits) dan deposito berjangka (time deposit) yang dikeluarkan oleh bank-bank umum. 
Uang Beredar
Perbedaan:
(1) Uang kartal dikeluarkan dan diedarkan oleh BI sementara  uang giral dan uang kuasi diciptakan dan diedarkan oleh bank umum.
(2) Dari peggunaannya, uang kartal dan giral dapat digunakan langsung sebagai alat pembayaran; uang kuasi tidak dapat secara langsung digunakan sebagai alat pembayaran. 
Otorita Penciptaan Uang
• Bank Indonesia sebagai bank sentral di Indonesia melaksanakan    fungsi otoritas moneter yang salah satu tugasnya adalah mengeluarkan dan mengedarkan uang.
• Di AS, selain bank sentral (The Federal Reserve), Departemen  Keuangan (Treasury Departement) juga mempunyai wewenang untuk menciptakan uang dengan pecahan logam tertentu. 
Uang beredar dalam arti luas (M2) disebut juga Likuiditas Perekonomian yaitu kewajiban sistem moneter terhadap sektor swasta domestik meliputi M1 ditambah uang kuasi (T) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar